KUALA LUMPUR – Masjid-masjid di Malaysia akan menghentikan semua kegiatan selama 10 hari di tengah peningkatan tajam dalam jumlah kasus virus korona yang dikonfirmasi di negara itu, kata menteri de facto yang bertanggung jawab atas urusan agama pada Senin (16 Maret)
“Semua kegiatan di masjid dan surau (rumah sholat) termasuk sholat Jumat dan sholat berjamaah akan ditunda mulai dari 17-26 Maret 2020,” kata Datuk Seri Zulkifli Mohamad Al-Bakri dalam sebuah pernyataan.
Komite masjid dan surau disarankan untuk membersihkan dan mendisinfeksi tempat mereka untuk mencegah infeksi, tambahnya.
Keputusan itu dibuat setelah briefing oleh Kementerian Kesehatan dan pertemuan khusus para pemimpin Islam di Putrajaya pada hari Minggu. Hal itu diumumkan pada hari Senin setelah Raja Sultan Abdullah Ri’ayatuddin telah memberikan izinnya.
Datuk Seri Zulkifli mengatakan keputusan ini berlaku untuk Wilayah Federal, dan terserah kepada otoritas Islam di masing-masing negara bagian untuk memutuskan pelaksanaan penangguhan 10 hari.
Masalah agama berada di bawah lingkup masing-masing dari 13 negara bagian Malaysia, dengan sembilan di antaranya dipimpin oleh penguasa Melayu yang harus diajak berkonsultasi sebelum keputusan tersebut dibuat.
Mufti Negri Sembilan Datuk Mohd Yusof Ahmad mengatakan sebelumnya pada hari Senin bahwa masjid dan surau di negara bagian itu akan ditutup dari 17 hingga 26 Maret untuk pembersihan dan disinfektan. Negri Sembilan adalah negara bagian Malaysia pertama yang mengumumkan penangguhan semua kegiatan masjid dan surau setelah wabah virus.
Negara bagian Perlis telah membatalkan sholat Jumat pekan lalu, mengatakan bahwa keputusan itu dibuat berdasarkan rekomendasi dari kementerian kesehatan. Pada hari Senin, negara juga mengumumkan akan menangguhkan semua kegiatan masjid selama dua minggu dari 16 hingga 29 Maret.
Dalam keberangkatan yang signifikan dari norma, panggilan untuk berdoa di Perlis akan mencakup frasa Arab yang berarti “berdoa di rumah Anda”, bukan panggilan biasa untuk “datang untuk berdoa.”